Contact Form

 

Catatan Harian Si Traceur,

Written by radd on August 16, 2011 – 10:06 am -


Baru kemarin rasanya yang ada di otakku, bahwa parkour adalah sebuah hal yang keren, berlari, melompat, berputar, salto, itulah hal yang membuat ku tertarik mengikuti olahraga ini, lalu aku memutuskan untuk bergabung dengan komunitas parkour dengan harapan setelah “lulus” aku bisa salto atau terjun dari ketinggian dengan sendirinya.
Baru kemarin rasanya, saat pertama kali bergabung dengan komunitas parkour di kotaku, saat pertama kali melakukan precision jump, saat pertama kali mencoba climb up, pertama kali push up secara intensif, merasakan pegal-pegal di seluruh tubuh, berteman dengan lantai untuk menguasai teknik rolling yang benar, pertama kali melakukan teknik cat pass dengan ragu-ragu sehingga lutut menjadi korban. 
Baru kemarin rasanya aku tak mengerti, tak memahami, apa yang diajarkan oleh para instruktur parkour, kenapa harus push-up? kenapa harus squat? kenapa harus sit-up? apa gunanya merangkak tidak jelas ini? yang aku ingin kuasai adalah bisa terjun dari ketinggian atau salto, karena memang tujuanku untuk keren-kerenan, agar aku bisa menarik perhatian orang hingga mereka berkata “wow, orang itu keren!”, lalu aku berlalu dengan rasa bangga di dada.
Baru kemarin rasanya, aku berkeliling kota untuk mencari celana training seperti yang digunakan para traceur idola ku di video-video parkour yang sering kutonton, kurelakan uang makanku untuk ditabung agar bisa membeli sepatu olahraga yang keren agar lebih matching dengan celana trainingku, tak lupa baju kaos dengan warna ngejreng agar keliatan keren, padahal aku hanya berlatih di pinggiran sungai yang dipenuhi semak dan lumpur, tapi tak apalah “yang penting keren” ujarku.
Baru kemarin rasanya, dalam di otakku hanya ada kata parkour, sehingga aku selalu memamerkan “keparkouran” ku ini agar semua orang tau aku adalah anak parkour a.k.a traceur.
Kuganti nick facebook ku dengan ” SI anu mencobauntukbackflip” atau ” Guwa siitraceur keyendh” , Profile picture ku pun harus ada adegan melompat nya, atau berdiri/bergantung di pinggiran gedung tinggi, untung-untung aku punya foto sedang salto. Tak lupa status ku pun harus bertema parkour agar lebih menegaskan “AKU ANAK PARKOUR”.
Baru kemarin rasanya, aku membuat video parkour lalu ku upload, yang isinya adegan lari, lompat, berputar menggunakan satu tangan, sedikit flip kalau bisa, tak lupa terjun dari lantai dua. Tak peduli apa yang terjadi nanti, toh badanku tak kenapa-kenapa sekarang, yang penting “KEREN”.
Baru kemarin rasanya, aku merasa bahwa aku “TIDAK BISA” parkour, aku tidak bisa flip, aku tidak bisa melompat setinggi mereka, akhirnya aku menyerah..
Baru kemarin rasanya, aku membaca note ini, aku merasa tergampar oleh HULK, aku merenung sejenak, berpikir apakah makna parkour bagiku. Untuk apa aku bergerak? apa gunanya sepasang tangan dan kaki yang telah dianugerahkan kepada ku ini?
Baru kemarin rasanya, aku mulai berlatih parkour secara lebih sederhana dan “benar”, latihan fisik dan basic lebih kugenjot, baik saat jadwal latihan bersama komunitas ku maupun di rumah, karena bagiku, siapapun yang ingin berhasil dalam suatu hal, harus bersungguh-sungguh, disiplin, dan pantang menyerah.
Baru kemarin rasanya, aku menghargai makna pentingnya Repetisi, aku tak peduli lagi dengan istilah “yang penting bisa”, karena bagiku “semua harus sempurna”.
Sekarang..aku lebih menikmati kekuatan dan kemampuan fisik, mental, pemikiran, dan kekeluargaan yang aku dapat dari parkour, tak peduli apakah aku bercelana training gombrong, bersepatu mahal, berkaos keren, atau berkumis tebal.
Aku bisa karena terbiasa

Total comment

Author

Unknown