Contact Form

 
Judul Buku : Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC berbasis Android
Pengarang : Nazruddin Safaat H.
Penerbit : Informatika Bandung
Tahun Terbit & Kota Terbit : 2014, Bandung
Resensi :



Perkembangan Smartphone dan Tablet PC berbasis android sangat menakjubkan, hal ini terbukti saat ini hampir semua vendor - vendor smartphone sudah memproduksi smartphone berbasis android, vendor ini antara lain HTC, Motorola, Samsung, LG, HKG, Huawei, Archos, Webstation Camangi, Dell, Nexus, SciPhone, WayteQ, Sony Ericsson, Acer, Philips, T-Mobile, Nexian, IMO, Asus dan masih banyak lagi vendor lainnya yang memproduksi smartphone android. Antusiasnya vendor memproduksi smartphone android dikarenakan android adalah OS mobile yang open platform karena android sendiri adalah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi middleware dan aplikasi.

Buku ini dirancang untuk orang yang berminat menjadi developer atau pengembang aplikasi berbasis smartphone/tablet pc. Perangkat yang dibutuhkan tidak harus  device smartphone/tablet pc, karena dalam membuat aplikasi smartphone/tablet pc kita dapat melakukannya dengan emulator di PC.

Buku ini dilengkapi dengan pembahasan dan  source code lengkap tentang berbagai aplikasi android baik aplikasi yang bersifat lokal maupun aplikasi berbasis client-server. Selain bahasan aplikasi yang dibuat khusus android, buku ini juga membahas lengkap pembuatan aplikasi android yang dikembangkan dengan HTML5+CSS3 serta JQueryMobile dan PhoneGap. Karena tidak dipungkiri lagi dimasa yang akan datang dibutuhkan aplikasi yang dikembangkan untuk multi platform

Bahasan secara umum dalam buku ini adalah :
  • Pengenalan dan persiapan aplikasi untuk coding android.
  • Desain layout android dengan DroidDraw.
  • Siklus activity, Android Widget, Android Webkit.
  • Aplikasi dengan lanjutan layout  (gallery, imageswitcher, digitalclock, datapicker, dll).
  • Array/File, database android (SQLite).
  • Handle telephone (Dial/SMS), Aplikasi SMS Boom.
  • Aplikasi Taxonomy hewan dan tumbuhan.
  • Mobile-Vote (aplikasi berbasis client server untuk voting/pemilihan).
  • Mobile-Wartawan (aplikasi berbasis client untuk mempermudah kerja wartawan).
  • Aplikasi doa harian islam (source code lengkap dan pembahasan).
  • Aplikasi mobile-learning (pembahasan dan sourcode lengkap untuk aplikasi mobile-learning di androidnya serta setting moode sebagai server e-learning).
  • Membangun aplikasi HTML5, JQueryMobile, PhoneGap.
  • Aplikasi Hadits, Aplikasi Mobile-Restoran (M-Resto), Aplikasi RSS Radar.

Total comment

Author

Unknown

Kecelakaan Pesawat Air Asia QZ8501

28 Desember 2014, Bandara Internasional Juanda Surabaya sudah ramai dipenuhi oleh calon penumpang sejak pukul 02.00 WIB pagi dini hari. Saya bersama 1 orang teman saya termasuk salah satunya. Pagi itu kami berencana untuk kembali ke Jakarta dari Surabaya menggunakan Air Asia yang dijadwalkan terbang pada pukul 05.45 WIB. Setelah melakukan check in, kami berbaris di belakang calon penumpang lain yang telah mengular menunggu giliran pemeriksaan untuk masuk ke dalam ruang tunggu. Entah karena masih mengantuk atau karena baru pertama kali terbang dari terminal 2 Bandara Juanda, kami tidak sadar bahwa ternyata barisan calon penumpang tersebut adalah untuk penerbangan Internasional. Setelah beberapa menit mengobrol dan memperhatikan sekeliling, kamipun tersadar bahwa untuk keberangkatan domestik berada di sisi kiri posisi kami pada saat itu. Dengan menahan malu, pelan-pelan kami keluar dari barisan calon penumpang yang mayoritas berisi keluarga besar yang akan berlibur ke Singapura menggunakan Air Asia QZ8501.

Setibanya di Depok, saya dikagetkan dengan berita menghilangnya Air Asia QZ8501. Saya benar-benar tidak menyangka bahwa pertemuan pertama saya yang tidak disengaja tersebut juga merupakan pertemuan terakhir saya dengan mereka. Saya masih ingat jelas bagaimana lucunya salah satu anak perempuan dari keluarga Chinese yang menjadi korban di penerbangan pagi itu.

Dalam website Kompas disebutkan bahwa Direktur Perhubungan Udara Djoko Murjatmodjo mengungkapkan kronologi hilangnya pesawat Air Asia ZQ8501 sebagai berikut :
-         Pukul 05.36, pesawat berangkat dari Surabaya menuju Singapura dengan ketinggian 32.000 kaki. Pesawat dilaporkan mengikuti jalur yang biasa ditempuh antara Surabaya dan Singapura, yaitu M635.
-         Kontak terakhir pesawat dengan Air Traffic Control Jakarta pukul 06.12. Dalam kontak itu, pilot meminta menghindar ke arah kiri dan meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki. Permintaan pilot disetujui oleh pihak ATC.
-         Pukul 06.16, pesawat masih ada di layar radar.
-         Pukul 06.17, pesawat hanya tinggal sinyal di dalam radar ATC.
-         Pukul 06.18, pesawat hilang dari radar. Yang ada pada radar tinggal data rencana terbang. Seharusnya, di dalam radar terdapat data lain, yakni realisasi terbang. Namun, data itu hilang.
-        Pukul 07.08, pesawat dinyatakan INCERFA, yakni tahap awal hilangnya kontak. Pihak Dirjen Perhubungan melakukan kontak ke Basarnas.
-        Pukul 07.28, pesawat dinyatakan ALERFA, tahap berikut dalam menyatakan pesawat hilang kontak.
-          Pukul 07.55, pesawat dinyatakan DETRESFA atau resmi dinyatakan hilang. 1

Pada tanggal 29 Desember 2014, Kepala Badan SAR Nasional Bambang Soelistyo mengatakan bahwa pemerintah Indonesia yakin pesawat AirAsia yang membawa 162 orang penumpang dan awak kabin jatuh di dasar laut, berdasarkan data radar dari kontak terakhir pesawat. 2

"Lokasi hilang kontak, yakni antara Tanjung Pandan dan Pontianak agak ke selatan. Basarnas masih mencari posisi itu karena ELT yang biasanya (jika) pesawat itu jatuh akan ada transmisi, ini belum ada," kata Djoko.3

Pada 30 Desember 2014, Badan SAR Nasional (Basarnas) mengkonfirmasi telah menemukan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 dan jenazah penumpang. Salah satu jenazah yang ditemukan dalam posisi telungkup mengenakan baju putih celana hitam, sementara 3-4 jenazah berjejeran dan terlihat sedang bergandengan. Temuan ini berpusat di Laut Jawa, dekat dengan Selat Karimata. Kepala Badan SAR Nasional Bambang Soelistyo mengatakan, tim SAR dengan pesawat C295 TNI AU dan Hercules C-130 menemukan sejumlah serpihan di Selat Karimata yang dekat dengan Laut Jawa. Serpihan-serpihan itu antara lain ditemukan di titik koordinat 03°46'50" LS, 110°29'27" BT dan 08°50'43" LS, 110°29'21,8" BT. Salah satu serpihan yang ditemukan adalah lempengan logam dan pintu darurat keluar (emegency exit door), serpihan tersebut sudah dievakuasi ke KRI Bung Tomo. Dalam tahap pencarian lanjutan tangal 2 Januari 2015, tiga jenazah yang ditemukan berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster and Victim Identification (DVI) Jawa Timur dan dikonfirmasi langsung oleh Kepala Tim, Komisaris Besar Budiyono. Ketiga jenazah teridentifikasi bernama lengkap Grayson Herbert Linaksita, Khairunisa Haidar Fauzi, dan Kevin Alexander Soetjipto. Sebelumnya, pada tanggal 1 Januari 2015, juga sudah dikonfirmasi satu jenazah korban yang bernama Hayati Lutfiah Hamid.4

Sehari berikutnya, tanggal 3 Januari 2015, dua jenazah berhasil diidentifikasi atas nama The Meiji Thejakusuma dan Hendra Gunawan Syawal. Lalu, tanggal 4 Januari 2015, tiga jenazah berhasil diidentifikasi atas nama Wismoyo Ari Prambudi, Jie Stevie Gunawan, dan Juanita Limantara. Pada 7 Januari 2015, atau 11 hari setelah kecelakaan, bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan oleh tim penyelam dari Kapal MGS GeoSurvey. Ekor pesawat tersebut berada pada kedalaman kurang lebih 35 meter di titik koordinat 03.36.31 lintang selatan dan 109.41.66 bujur timur. Selanjutnya pada 10 Januari 2015, Ekor pesawat tersebut dapat diangkat, tetapi ekor tempat black box kosong dan dipastikan, black box lepas dari tempatnya. Pencarian dilanjutkan untuk menemukan Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR). Berdasarkan sinyal ping yang diterima KN Jadayat, posisi black box diketahui di koordinat 03˚ 37' 21" S dan 109˚ 42' 42". Penyelaman pertama oleh TNI-AL, Serda Rajab Suwarno yang membawa pinger detector bersama Kapten Saiful, Pelda Bambang, dan KLK navigasi Edi Susanto dilakukan pada 12 Januari 2015. Tepat pada pukul 07.12 WIB, mereka berhasil mengangkat FDR ke permukaan dari kedalaman sekitar 35 meter. Esoknya pada 13 Januari 2015, dilakukan penyelaman kedua, Serda Rajab kembali menyelam bersama Letnan Aang dan Sertu Widodo. Akhirnya CVR ditemukan di antara tumpukan pasir dan lumpur sekitar 20 meter dari penemuan FDR. Pada pukul 07.13 WIB, CVR berhasil diangkat. Pada 14 Januari 2015, badan pesawat berhasil ditemukan oleh ROV (Robotic Operated Vihacle) dari RSS MV SWIFT Rescue kapal Singapura yang ikut dalam pencarian. Foto-foto dari ROV segera dipublikasikan oleh Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen di akun facebooknya. Badan pesawat tersebut ditemukan sekitar 3000 meter dari lokasi ekor. Setelah mendapatkan lokasinya, KRI Banda Aceh segera bergerak menuju perairan Karimata. Sebelumnya mereka menambah tim penyelam hingga 83 orang penyelam, untuk mempercepat proses pencarian dan pengangkatan.5


Nelayan menemukan satu jenazah yang diperkirakan berusia 13 tahun di perairan Maradapan, Pulau Sembilan, Kalimantan Selatan, Jumat (16/1/2015). "Iya satu lagi jenazah ditemukan di Pulau Sembilan. Infonya, anak-anak tanggung, sekitar 13 tahunan," ujar Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi di Posko Pencarian Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat (16/1/2015). Petugas dari Polairud Kotabaru, Kalsel, telah menjemput jenazah anak tersebut dengan kapal Sadewa. Kapal tersebut juga membawa dua jenazah hasil temuan nelayan setempat sebelumnya. Rencananya, setiba di Kotabaru, petugas akan membawa ketiga jenazah tersebut dengan pesawat dari Bandara Udara Batu Licin, Kalsel, ke Surabaya. "Saat ini, kapal itu masih dalam perjalanan menuju Kotabaru. Infonya, sekitar pukul 6 sore baru sampai Kotabaru. Mungkin besok pagi baru diterbangkan ke Surabaya. Kalau pesawat sih sudah siap dan 'menunggu' sejak kemarin," katanya. Informasi yang dihimpun, saat ini sejumlah anggota TNI dari KRI Pandrong tengah menyusuri lokasi temuan ketiga jenazah tersebut untuk memastikan masih ada atau tidaknya jenazah korban AirAsia. Dengan demikian, memasuki hari ke-20 masa pencarian ini, sudah ada 51 jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang ditemukan. Sebanyak 48 jenazah di antaranya sudah dibawa ke Surabaya, Jawa Timur, untuk proses identifikasi. Sementara itu, 111 orang lainnya, yang terdiri dari penumpang dan awak pesawat tersebut, masih dalam proses pencarian tim SAR gabungan di Laut Jawa dan Selat Karimata.6


1 Sabrina Asril, "Ini Kronologi Hilangnya Pesawat AirAsia QZ8501", Kompas, diakses dari  http://nasional.kompas.com/read/2014/12/28/1314031/Ini.Kronologi.Hilangnya.Pesawat.AirAsia.QZ8501., pada tanggal 17 Januari 2015 pukul 00.23
2 Jethro Mullen, Susanna Capelouto and Catherine E. Shoichet, CNN (28 December 2014). "Official: Missing AirAsia jet likely at bottom of sea - CNN.com". CNN. Diakses 17 Januari 2015 pukul 00.35.
3 Asril, loc.cit.
4 "Indonesia AirAsia Penerbangan 8501", Wikipedia, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_AirAsia_Penerbangan_8501, pada tanggal 17 Januari 00.45
5 Ibid.
6 Abdul Qodir, "Nelayan Temukan Jenazah Anak di Pulau Sembilan Kalsel", Tribun News, diakses dari http://www.tribunnews.com/nasional/2015/01/16/nelayan-temukan-jenazah-anak-di-pulau-sembilan-kalsel, pada tanggal 17 Januari 2015 pukul 01.29

Total comment

Author

Unknown